Selamat Jalan Ellowy

Yang kuingat tentang Ellowy…

Tubuhnya yang mungil, matanya yang sayu

Mencari kehangatan Ibu…

Masih bingung cara minum, belum tahu cara makan..

Juga belum bisa ‘mandi’ layaknya kucing lainnya.

Ellowy, sahabat mungil anak-anak,

Keluarga baru kami..

Ellowy, yang menemaniku, yang langsung diam ketika ku pangku.

Aku pernah merasa tidak ikhlas ketika Ellowy tiba-tiba hadir…

3x sehari ku bersihkan kandangnya, terkadang masih membereskan kotorannya dimana-mana.

Apakah kau mendengar keluhanku itu Ellowy? Lalu kau memilih untuk pergi…

Ellowy yang suka kugendong-gendong, ku elus-elus, ku sayang-sayang tapi sekaligus kuacuhkan.

Kubiarkan Ellowy sendirian di kandangnya ketika malam.

Tak kuhiraukan eongannya yang mencari Ibu dalam kandang, karena.. di mataku segala keperluanmu sudah lengkap tersedia. Susu, Air putih, dan makanan yang lembut.

Mungkin engkau rindu..

Akan hadirnya Ibu.. yang mendekapmu..

Yang menyusuimu.. yang menghangatkan mu..

Yang memandikanmu dengan lidahnya yang lembut hingga bersih.

Tidak seperti aku, yang memandikanmu ala manusia, dengan shampoo juga air hangat, dan kadang air dingin ketika udara panas.

Kami sekeluarga menyayangimu.

Begitupula denganku… Bahagianya aku ketika ke minimarket dan memberikanmu sesachet makanan khusus bayi kucing.

Langsung kuberikan kepadamu, dan kau makan.

Namun, mengapa keesokan harinya kau sama sekali tidak mau makan?

Dan tubuhmu sangat lemas. Tak berdaya.

Kupangku tubuh mungilmu yang tampak sekarat, berusaha memberi air yang kau bahkan tak mampu membuka mulut.

Aku ajak anak2 berdoa untukmu.

“Maafkan mamah.. Ellowy, kalau belum merawatmu dengan baik.. mamah sayang Ellowy.. ” kusampaikan kalimat itu kepadamu.

Apakah memang seperti ini, rasa memiliki baru hadir ketika jiwa akan pergi memenuhi kepastian takdir?

Selamat Jalan Ellowy..

Terimakasih telah menjadi guru kehidupan kami……

Leave a comment